Siger merupakan simbol adat masyarakat Lampung yang menjadi pencerminan prinsip-prinsip hidup yang dipegang secara turun temurun oleh masyarakat Lampung. Menurut kitab Kuntara Raja Niti, orang Lampung memiliki prinsip hidup Piil Pusinggiri, Sakai Sambaian, Nemui Nyimah, Nengah Nyapur, Bejuluk Beadok.
Prinsip-prinsip hidup masyrakat Lampung juga dilambangkan dengan ‘lima kembang penghias sigor’ pada lambang Propinsi Lampung.
Prinsip-prinsip hidup masyrakat Lampung juga dilambangkan dengan ‘lima kembang penghias sigor’ pada lambang Propinsi Lampung.
Prinsip-prinsip dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan corak khas masyarakat Lampung dapat disimpulkan ada 5 (lima ) prinsip, yaitu :
Piil Pusinggiri.
Piil Pusanggiri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan harga diri. Dalam hal ini ulun Lampung akan berperilaku untuk selalu menjaga nama baik dan menegakkan harga diri secara pribadi maupun berkelompok.
Demi menjaga harga diri ulun Lampung rela mengorbankan nyawanya sekalipun.
Dalam hal menjaga harga diri ulun Lampung tidak akan melakukan hal yang hina yang dapat membuat malu dan merusak harga diri.
Sakai Sambaian.
Prinsip Sakai Sambaian merupakan sikap hidup ulun Lampung dalam hal bergotong-royong, tolong-menolong, dan saling memberi.
Semangat ini bukan hanya dalam bentuk materi saja. Namun juga dalam hal moral dan pikiran serta tenaga bagi yang membutuhkan.
Nemui Nyimah.
Prinsip Nemui Nyimah adalah sikap murah hati dan ramah kepada siapa saja. Terhadap orang di sekitar maupun terhadap pihak luar yang berhubungan dengannya.
Nemui Nyimah bisa juga diartikan sebagai sikap hidup ulun Lampung yang suka bersilaturahmi untuk mempererat kekerabatan dan antar masyarakat.
Nengah Nyapur.
Nengah Nyapur merupakan perwujudan ulun Lampung yang berjiwa sosial seperti kebanyakan masyarakat nusantara.
Prinsip hidup Nengah Nyapur direalisasikan ulun Lampung dalam bermasyarakat yang tidak hanya dengan sesamanya. Tetapi bergaul dengan masyarakat lainnya.
Ini merupakan sikap ulun Lampung yang selalu mau membuka diri dan mau bergaul dengan siapa saja tanpa dibatasi suku, ras, agama, dan bangsa.
Bejuluk Beadok.
Ini adalah sikap orang Lampung untuk menghormati individu tertentu atas sikap hidupnya dengan memberikan julukan kehormatan.
Pemberian julukan ini merupakan warisan yang sudah turun-temurun didasarkan kepada Titei Gemettei.
Prinsip hidup masyarakat Lampung tersebut diungkapkan dengan pantun :
Tandani hulun Lampung, wat piil-pusanggiri
Mulia hina sehitung, wat malu rega diri
Juluk-adok ram pegung, nemui-nyimah muwari
Nengah-nyampur mak ngungkung, sakai-sambaian gawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar